0



 
 ManiakMotor - Bro! Ke Jogja pernah makan soto Kadipiro, nggak? Pasti belum! Penganan satu ini meski tak kalah nikmat, tidak sekondang gudheg. Sama dengan Creampie Racing Team. Bukan tim besar, jarang dengar. Tapi, setelah F1-ZR milik Jerry Hendra alias Rio tembus 7,9 detik di drag bike Gresik lalu, tim dan motor ini jadi pembicaraan. Penggemar kebut lurus penasaran, bukan karena kencangnya, tapi karena makanannya. Cerita makanan atau motor, nih? E, eh, brosist bila tak ketinggalan soal modif seperti ini ya jempol saja fan page maniakmotor.  Kyai Pradah
RAMUAN NDESO
Manifold rapi penataannya
Karburator Sudco
Di luar karburator Mikuni Sudco 34, reed valve V Force 3 dan perangkat pengapian YZ 125, motor berkelir putih ini sangat sederhana. Yah seperti soto Kadipuro yang cuma berisi perkedel, karena ayamnya dimakan terpisah. Soal rasa, lain cerita.  Power enggak bohong. Di-dyno tembus 35 dk lebih pada 13.508 rpm! Artinya, kokinya dengan bumbu senderhana, tetapi kenikmatannya pas. Mari disimak.

KEPALA SILINDER
Squis diatur
Riset kepala silinder terbilang cukup lama. Padahal mesin 2-tak nggak rumit-rumit amat. “Ternyata dengan perbandingan kompresi sama, tetapi bubutan head beda, hasilnya juga lain,” kata Kosmiyanto sang mekanik.
Alasannya, tidak semua pisau bubut akan mengerjakan dengan sempurna permintaan mekanik. Ya, jangankan pisau bubut, cetakan pabrik saja, punya nilai toleransi kesalahan. Pabrik juga tidak menjamin 100 persen presisi. Apalag pisau bubut yang mereknya macam-macam, juga orang yang pegang alatnya punya kemampuan berbeda?
Menurut C-Plex  - panggilannya - kepala silinder F1ZR standar, paling pas dibubut 3,5 mm. Lalu dibikin squis 150 selebar 8 mm dengan volume ruang 10,8 cc. “Tapi ingat, meski volume sama 10,8 cc tapi kalau bubutannya beda, hasilnya beda. Itu pintar-pintar mekanik menyesuaikan dengan setingan yang lain,” tutur C-Plex  yang mengganjal ulang pantat blok agar piston tidak kejeduk kepala silinder.

SILINDER BLOK
Silinder tajam-tajam
Magnet racing
Soal ini agak ekstrem. Pertama silinder dikorek lubang buangnya. Jarak lubang buang dari bibir silinder jadi 25,5 mm. “Lalu bibir silinder 'dicolek' lagi 0,8 mm,” lanjut pria berkacamata minus itu.
C-Plex sangat hati-hati mengorek lubang buang. Lebar dibikin 40 mm, sedang jarak terlebar dan tertinggi dibikin 5 mm. Jadi hasilnya mirip celana dalam kalau dilihat dari belakang. Asal bukan yang model bikini. Lubang transfer dan bilas diangkat hingga 39 mm dari jarak awal bibir silinder 42,5 mm.


TAMBAL CRANKCASE DAN KNALPOT SPESIAL
Crank-case
Kenalpot spesial
Harusnya, ramuan silinder seperti itu susah banget bawanya. Salah ngeset rpm waktu start dijamin ngook! Kenyataanya enggak begitu.  Resepnya, memadatkan kompresi primer. “Area crank case ditambal plastic seal, reaksi mesin jadi spontan,” tambah pebengkel di  Sorogenen, Kalasan, Yogyakarta itu.
Selain itu, hitungan knalpot juga sangat presisi. “Diameter pipa saringan knalpotnya dikecilin lagi. Dari awal 22 mm sekarang 20 mm,” ujar Thonto dari Creampie Exhaust yang kebagian riset knalpot tanpa menyebut volume keseluruhan kenalpot.
Creampie dipercaya karena hitungannya matang berdasar buku Two Stroke Engine Tuning bikinan Graham Bell. Selain itu, pengrajin knalpot di Jln. Wonosari itu juga mampu menganalisa mesin dengan kebutuhan knalpotnya. “Mesin kurang bagaimana, knalpotnya bisa disesuaikan. Di 2-tak, kenalpot berperan 30 persen.”


SASIS MUMPUNI
Enggak banyak mekanik drag bike peduli sosal sasis. Padahal dengan power yang cukup besar, jelas peran sasis utama. Salah satu kerugian ketika start adalah motor liar saat terkena power. Waktu tempuh jadi melorot.
Untung ada Bang Goy. Sok depan dan belakang dapat sentuhan dari pemilik bengkel sokbreker SSS itu. Sekarang motor tak liar, justru hanya amblas ketika ban belakang menyalurkan tenaga besar. “Gara-gara sokbreker Bang Goy, waktunya turun drastis!” lanjut Thonto.

TURUN 3 KELAS
Karena mesinnya cuma oversize 100, maka motor ajaib ini sering turun di 3 kelas sekaligus. Kelas 110 cc, 125 cc dan FFA. Sudah hampir pasti, motor yang dijoki Veronica Putra Mbothet itu merajai kelas 110 dan 125. “Kalau enggak banyak motor jagoan yang time-nya 7,5 detik turun, kita turun di FFA,” kata Mbotet.
 C-Plex juga enggak pelit ilmu. Kalau ada yang mau bikin dengan kemampuan setara motor ini sediakan saja duit Rp 17 juta. Silahkan miliki satu motor buat 3 arena!
Advertisement
Anda baru saja membaca artikel Tabloid otomotif yang berkategori dengan judul Modifikasi Yamaha F1ZR, Motor Drag Bike Tiga Arena!. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://situs-ototrend.blogspot.com/2013/07/modifikasi-yamaha-f1zr-motor-drag-bike.html. Terima kasih!
Modifikasi Yamaha F1ZR, Motor Drag Bike Tiga Arena! | Deva | 5
Posted by: Deva Modifikasi Yamaha F1ZR, Motor Drag Bike Tiga Arena! Updated at : 08.50
28 Juli 2013

Posting Komentar

 
Top