Kondisi saat ini, sikap toleransi dalam berlalu lintas di Indonesia masih sangatlah minim. Semua pengendara berusaha untuk menjadi yang terdepan dan tercepat agar bisa sampai tempat tujuan. Rambu lalu lintas dan marka jalan, jalur transportasi umum hingga pembatas jalan kerap dilanggar demi kepentingan pribadi.
Ya, itulah sekelumit gambaran lalu lintas di Indonesia. Atas dasar itu, kita perlu sadar diri untuk menerapkan defensive driving agar dapat selamat sampai tujuan. Setidaknya, kita dapat menjadi contoh pengendara baik di Indonesia.
1. Merawat Kendaraan
Rutinitas ini perlu dilakukan agar ketika Anda mengemudi, kendaraan selalu dalam kondisi prima. Tidak pandang bulu kendaraan lama atau baru - selama Anda menggunakannya - seluruh peranti di mobil harus dapat bekerja optimal. Seperti sistem rem, AC, lampu-lampu dan sebagainya. Tanpa itu semua, tentu Anda akan menempatkan diri dan orang di sekitar dalam kondisi bahaya.
2. Gunakan Seatbelt
Peranti keselamatan ini (seatbelt 3 titik) ditemukan oleh produsen asal Swedia – Volvo. Dengan seatbelt, maka pengemudi dan penumpang di mobil akan tetap berada di bangku saat terjadi benturan. Untuk itu, Anda dan seluruh penumpang perlu mengenakannya saat berkendara agar perlindungan optimal dapat tercapai ketika benturan terjadi. Dengan kata lain saat benturan terjadi, maka seluruh penumpang di mobil sudah siap setiap saat.
3. Pemecah Konsentrasi
Teknologi terus berkembang, termasuk hadirnya koneksi Bluetooth untuk kemudahan berkomunikasi di dalam mobil. Namun hal ini tetap perlu dihindari lantaran konsentrasi mengemudi akan menurun saat pengemudi berbincang via telepon. Terutama ketika topik pembicaraan cukup “berat”.
Lebih parah, bila fitur Bluetooth belum tersedia sehingga salah satu tangan pengemudi tidak berada di lingkar kemudi untuk memegang handphone. Kian bahaya bila Anda hobi chat via smartphone. Tak kalah bahaya adalah saat pengemudi wanita mengenakan make-up.
4. Jaga Kecepatan
Perilaku ini perlu diterapkan agar situasi berkendara menjadi aman. Terlalu cepat atau lambat memiliki risiko yang tak jauh berbeda. Anda bisa bayangkan melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya, berisiko menimbulkan kecelakaan. Seperti kesulitan mengantisipasi mobil saat ada halangan mendadak di depan, baik pengendara lain atau kondisi jalan. Begitu pun melaju lambat di jalan bebas hambatan. Hal ini rentan terjadi tabrak dari arah belakang mobil.
5. Jaga Jarak Aman
Petuah ini selalu hadir setiap saat, baik melalui rambu peringatan di jalan hingga anjuran berkendara. Sangat mudah menerapkannya di jalan raya sebagai salah satu cara pengemudi bersikap defensive.
6. Ekstra Hati-hati Saat Cuaca Buruk
Tak perlu menebak jarak aman kendaraan di depan Anda, cukup menghitung angka 1.001, 1.002, 1.003 dan 1.004 dalam hati, maka Anda telah melakukan jarak aman berkendara. Tentu Anda perlu mengambil satu benda acuan untuk memulai penghitungan itu. Misalnya bagian belakang mobil di depan Anda melewati tiang listrik, saat itulah hitungan dimulai. Bila saat hitungan terakhir mobil Anda melintas, berarti jarak aman berkendara telah tercipta 4 detik. Mudah kan?
Sewajarnya Anda perlu ekstra hati-hati saat cuaca buruk. Seperti saat hujan lebat dan angin kencang. Selain visibilitas terganggu, beragam kemungkinan bisa terjadi. Seperti hadirnya genangan air yang memungkinkan terjadinya aquaplaning, atau robohnya papan reklame di jalan.
Nah, di sinilah pentingnya merawat kendaraan. Bisa dibayangkan dalam kondisi seperti ini, wiper tidak bekerja atau ban tidak dalam kondisi prima. Bahaya bukan?
7. Mengantuk = Istirahat
Teknologi terus berkembang, termasuk hadirnya koneksi Bluetooth untuk kemudahan berkomunikasi di dalam mobil. Namun hal ini tetap perlu dihindari lantaran konsentrasi mengemudi akan menurun saat pengemudi berbincang via telepon. Terutama ketika topik pembicaraan cukup “berat”.
Lebih parah, bila fitur Bluetooth belum tersedia sehingga salah satu tangan pengemudi tidak berada di lingkar kemudi untuk memegang handphone. Kian bahaya bila Anda hobi chat via smartphone. Tak kalah bahaya adalah saat pengemudi wanita mengenakan make-up.
8. Hindari narkoba dan alkohol
Tidak sedikit kecelakaan terjadi akibat pengemudi berada dalam pengaruh alkohol dan narkoba. Dalam kondisi ini, otomatis respons dan kesadaran pengemudi menurun drastis. Bisa sampai tempat tujuan dengan selamat saja, sudah suatu keajaiban. Tapi yang tak kalah penting adalah keselamatan pengendara dan orang sekitar.
9. Gunakan Bahasa Lampu
Salah kaprah sering terjadi saat menggunakan sinyal lampu. Seperti menggunakan hazard saat berkendara dan turun hujan lebat atau menggunakan foglamp belakang meski cuaca cerah.
Memang warna kuning lampu hazard akan mudah terlihat saat hujan, tapi hal ini akan membingungkan pengendara lain bila kendaraan Anda hendak berpindah jalur. Cukup nyalakan lampu utama saja, sehingga fungsi lampu sein tetap bekerja. Begitu pun dengan penggunaan foglamp belakang di cuaca cerah. Hal ini membuat silau pengendara lain di belakang.
10. Terapkan Devensive Driving
Terakhir adalah menerapkan semua prinsip dasar defensive driving di keseharian. Terkadang pengetahuan itu mudah untuk dimengerti tapi sulit untuk diterapkan. Untuk itulah, jadikan diri Anda sebagai pengemudi defensive ketimbang mengharapkan pengendara lain melakukan hal serupa.
Advertisement
Anda baru saja membaca artikel Tabloid otomotif yang berkategori TIPS OTOMOTIF
dengan judul TIPS OTOMOTIF : 10 KIAT AGAR AMAN MENGEMUDI. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://situs-ototrend.blogspot.com/2013/09/tips-otomotif-10-kiat-agar-aman.html. Terima kasih!
TIPS OTOMOTIF : 10 KIAT AGAR AMAN MENGEMUDI
|
|
Posted by: Deva
TIPS OTOMOTIF : 10 KIAT AGAR AMAN MENGEMUDI Updated at :
19.35
5 September 2013
Posting Komentar